YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 19 Maret 2013

Singapura & Malaysia: Day 2 (26 Feb - 1 Mar '13)

Besok paginya, setelah gagal dibangunin oleh bunyi alarm hapenya Clara, gue terbangun karena matahari yang mulai terik. Gue sengaja buka gordain lebar-lebar supaya Clara bangun juga. Pas gue keluar buka pintu kamar, guru-guru pembimbing sudah rapi dan sedang heboh masukin kopernya ke lift. "Ayo nak bangun, kita ngumpul jam 8!". Lah, katanya semalem di bus sebelum turun ke hotel, besoknya ngumpul jam 9? Gue liat jam hape, jam 7 lewat, hampir setengah 8. Gue teriak ke Clara suruh buruan bangun. Gue ambil baju yang udah gue siapin malamnya dan langsung mandi, disusul Clara setelah gue beres berpakaian. Temen-temen grup gue pada masuk ke kamar berniat ngebangunin. Mereka udah rapi sambil bawa koper. Sementara gue masih ngecek sana-sini takut ada barang yang ketinggalan. Untungnya semalem cuma ngeluarin sedikit barang dan langsung packing lagi. Gak ribet deh. Kenapa kita heboh dengan koper kita? Karena kita akan check out dan langsung pindah negara ke Malaysia.
Masih sempet foto-foto sebelum check out. Rika emang nyadar kamera -_-

Clara keluar dari kamar mandi dengan muka agak kaget dan bingung karena kamar udah rame banget. Dia segera beresin kopernya dan ngecek barang-barangnya lagi. Kita segera turun dan gabung dengan yang lain. Dan baru kita ketahui kalo, pertama, masih ada yang lebih telat dari kita. Kedua, busnya telat karena ada peraturan yang melarang bus parkir di sekitar situ. Sialan, udah mandi buru-buru kaya apaan tau. Taunya ngaret. Kita sarapan di bus, lagi-lagi menu nasi padang. Kita cabut menuju Sentosa Island lagi untuk main di Universal Studio. Oh ya USS ini bukanya jam 10, sedangkan kita berangkat dari hotel jam 9 lewat. Pas nyampe sana gak butuh waktu lama untuk nunggu USS nya dibuka, soalnya sambil nunggu, kita foto-foto di depan bola dunianya dulu.
Cause this is my world! Muahahaha!!!
Di depan gerbang USS
Wahana pertama yang menarik perhatian tentu saja roller coaster yang jalur berwarna merah-biru di bagian Sci-Fi. Gue gak tau apa bedanya sampe gue mencobanya sendiri. Gokil bro!!! Harus coba! Sebelum naik, kita harus nitipin semua barang elektronik (termasuk jam tangan) dan bawaan kita ke loker. Gratis kok. Tapi emang geblek, karena gak baca tata caranya dulu saking excited nya, si rika malah bayar 10 sen. Untung cuma segitu.

Habis itu kita langsung mencicipi roller coaster ini. Yang jalur merah, seperti roller coaster biasa, kita duduk di satu kereta yang terdiri dari beberapa 8 row, 1 row berisi 4 orang. Kita duduk di kereta dengan rel nya berada di bawah kita. Gue duduk dengan Daul, Mae, dan Rika. Sumpah itu seru banget! Gokilllll!!! Gue gak berhenti teriak sekenceng-kencengnya. Oh ya, ada kamera tersembunyi, semacam CCTV yang memoto eksperesi kita. Hasilnya bisa dibeli dengan harga $20.

Puas dengan yang merah, giliran nyoba yang biru. Nah yang biru beda lagi. Masih berbentuk kereta yang terdiri dari 8 row, 1 row nya untuk 4 orang. Bedanya, kita tidak menduduki kereta, melainkan dudukan kita dalam bentuk digantung. Jadi rel nya ada di atas kepala kita. Gue duduk sama Daul, Mae, dan Rika, cuma diganti urutannya doang. Wahana ini lebih gila lagi. Karena dalam posisi digantung, kebayang kan dibolak balik kaya apa? Diputer sana-sini. Karena gue duduk di antra Mae dan Daul, gue bisa melihat ekspresi mereka. Mae teriak menggila, tapi yang disebut cuma 1 nama, yaitu 'Arief'. Gue gak tau siapa dia. Sedangkan Daul memejamkan matanya dan gue rasa satu kali putaran dia bisa khatam Asmaul Husna. Dari awal sampe akhir, Daul gak ngebuka matanya sama sekali. Di wahana ini juga ada kamera tersembunyi yang diam-diam memoto ekspresi ketakutan kita. Hasil gambar gue disini kacau sekali.

Roller coaster merah-biru
Abis dari situ, kita ambil tas dan buka peta USS. Karena paling deket dari Sci-Fi adalah Egypt, kita nyobain wahana disitu. Ada 1 yang namanya keren, Revenge of the Mummy, jadi kita mencobanya. Kita masuk ke dalam piramid yang dalamnya gelap, jalan disebuah jalur yang udah disedian yang dibatasi oleh tambang. Suasana di dalemnya dingin dan sengaja dibuat berdebu supaya kerasa piramid beneran kali ya? Jalannya cukup jauh. Akhirnya nyampe juga. Sebuah kereta lagi. Kali ini ukurannya lebih kecil, cuma 4 row dengan 1 row nya untuk 4 orang. Gue duduk bareng Mae, Daul, Rika lagi. Sialnya ini roller coaster indoor. Gak separah yang roller coaster merah biru sih, tapi karena gelap dan sengaja dibuat horor, ya jadi agak gimana gitu. Roller coaster ini ada efek api, backwards, dan efek nabrak-nabrak. Cukup seru sih. Ada kamera tersembunyi nya juga. Dan entah kenapa hasilnya pasti gue selalu jelek. Btw, ayah gue nyobain roller coaster ini pas ke Singapura sebelum gue.
Pintu masuk ke Revenge of the Mummy
Foto sama cosplayer di bagian itu
Gue punya body guard!!!

Dari situ, kita jalan ke bagian yang lebih deket lagi yaitu The Lost World atau Jurassic Park. Kali ini wahana nya basah-basahan. Semacam arung jeram dan niagara-gara di Dufan, tapi digabungin. Awalnya arung jeram biasa, lalu kita dibawa naik dengan semacam pompa hidrolik gitu, lalu diperosotin kaya niagara-gara. Gue, Rika dan Clara gak perlu beli jas hujan dengan cap USS di punggungnya seharga $3 lagi. Kita make bekas di Songs of the Sea #JiwaGakMauRugi. Sementara Munip, Daul, dan Sapir beli di vending machine jas hujan. Jas hujan aja dijual di vending machine. Mae? Mae sih gaul, dia berani basah-basahan walaupun gak bawa baju ganti.

1 perahu berisi 9 orang. Kita hanya bertujuh, karena itulah sepasang turis (entah Korea atau Jepang) yang tampaknya lagi berbulan madu duduk sama anak SMA hebring kaya kita. Mereka tampak sangat terganggu walaupun ditutupin dengan ketawa-tawa. Pfftt. Dan yang paling memalukan lagi adalah karena gue sangat peka dengan kamera tersembunyi yang moto kita sesuka hatinya gak meduliin tampang, gue pun dengan noraknya mengira miniatur teropong yang digunakan sebagai dekorasi wahana tersebut adalah sebuah kamera tersembunyi. Malu-maluin emang. And you know what, pas bagian kita diangkat itulah justru kamera tersembunyi beraksi. Tampang gue lagi-lagi sedang tidak beres. Saat itulah kita diperosotin dari ketinggian, yang sialnya bagian terbasah justru lengan gue. Temen-temen gue biasa aja, walaupun agak basah kena cipratan. Sialan!
Nih pintu masuk wahananya.
Di depan pintu gerbang filmnya Steven Spielberg
Selanjutnya kita ke bagian Far Far Away, ada kastilnya Shrek disitu. Gak ada wahana yang menantang karena bagian ini mungkin dikhususkan untuk anak kecil cewek yang suka fairy tale gitu kali ya? Disini gue ketemu badut Shrek dan Fiona, tapi mereka gak bisa diajak foto karena waktu tampilnya udah abis. Jadi disana, setiap 30 menit sekali akan ada entah badut atau cosplayer sesuai lokasi bagiannya masing-masing. Ya sudahlah ya...
Kastil Far Far Away
Lagi-lagi di depan pintu gerbangnya.
Taksi ala ibu peri :3

Kita melanjutkan perjalanan kita ke bagian Madagascar. Disini mainnya lebih nyantai. Duduk di perahu yang membawa kita ke dunia Madagascar. Semacam istana boneka. Ada kisah malu-maluin nih. Jadi kan kita lagi menikmati patung-patung tokoh Madagascar nya, tiba-tiba Clara teriak "Eh itu ujan itu! Ada air!", kita semua  langsung nengok ke arah yang Clara maksud. Bener aja, ada semacam tirai air gitu. Ada air terjun yang keluar dari langit-langin yang nutupin jalur kita. Karena panik takut basah lagi, kita semua buru-buru ngeluarin jas hujan yang bekas tadi di pake di Jurassic Park. Gue satu row sama Daul. Berhubung punya gue udah dilipat, dan jas hujan Daul yang seharga $3 itu masih acak-acakan, dia buru-buru narik dari dalam tasnya dan menjadikannya payung. Tiba-tiba Mae narik dari belakang. Oh, dia ikutan berlindung juga. Yang heboh justru row nya Clara sama Munip. Clara udah ngelipat jas hujannya, dia maksa Munip buat ngeluarin jas hujannya. Dan Munip malah teriak-teriak "Jangan! Jangan dipake! Jas hujan gue mahal!!! Arrrck!!!". Pas lagi heboh gitu, kita baru sadar gak ada air yang netes sedikit pun. Rupanya, (mungkin pake sensor) airnya yang bagian tengah berhenti sendiri pas perahu kita lewat. Jadi ibaratnya tirai, kaya tersingkap gitu loh. Sialan bikin kaget aja! Kita keluar dan baru tau kalo kita difoto pas bagian tarik-tarikan jas hujan. Mukanya pada panik semua. Dibanding foto-foto pengunjung sebelumnya, mereka keliatan nyantai aja. Memalukan! -_-
Naik perahu ginian lohh...
Patung karakter Madagascar di dalamnya.
I like to move it move it! :D
Selama di USS, berkelananya dengan mereka.
Dari situ kita balik ke pintu masuk lagi, bagian Hollywood. Timingnya tepat, soalnya pas lagi ada parade cosplayer. Ada Po dari Kung Fu Panda, Betty Boop, Oscar dari Sesame Street, Marilyn Monroe, Woody Woodpecker, Optimus Prime, dan semacam Monster gitu. Ini fotonya:
Bersama Po
Bersama Betty Boop
Bersama Oscar
Bersama Marilyn Monroe dengan gaya Chibi Chibi Ha Ha Ha
Bersama Woody Woodpecker dan pacarnya (?)
Bersama Optimus Prime dan Daul
Bersama Monster yang gue cegat sebelum waktu patroli nya  abis.

Singapura & Malaysia: Day 1 (26 Feb - 1 Mar '13)

Yatta! Yatta! Akhirnya gue naik pesawat! Ya, coba deh, 15 tahun hidup, baru sekalinya naik pesawat kemaren -_- Cukup.

Jadi, pas pertama masuk Smanitra, murid-muridnya langsung ditawari beberapa program ke luar negeri. Tawarannya dari yang mahal, sampe yang murah. Yang mahal itu ke Australia, 2 minggu, sekitar 25jt. Kita bakal belajar layaknya siswa Aussie dan tinggal bersama orang tua asuh. Sounds cool sih, tapi harganya itu boook, gak syanggup -_- terus ada program ke Jepang juga, kegiatannya sama kaya di Aussie, bedanya, di Jepang lebih kaya belajar kebudayaannya gitu (soalnya mulok sekolah gue itu Bahasa Jepang). Lama tinggalnya dan harganya juga sama. Ke Thailand juga ada, harganya kurang lebih 6jt, lamanya 5 hari doang. Sayangnya, tahun ini peminatnya gak begitu banyak. Yaudah, karena ayah lagi ada rejeki (dan lagi baik pula), beliau mengizinkan dan membayarkan gue untuk mengikuti pilihan program yang terakhir ini, yaitu ke Singapura dan Malaysia, 4 hari 3 malem, 5jt. Sejujurnya judulnya doang Campus Visit, isinya sih jalan-jalan, apalagi pas ke Singapura, kita ke Universal Studio. Mantep kan?

Dari kelas gue ada 10 orang yang ikut, gue, Clara, Kharisma, Nashya, Mae, Daul, Sapir, Rika, Anis dan satu-satunya cowok tapi paling nyusahin, si Munip. Kita itu masuk kelompok pertama, pembibingnya yaitu Pak Firdaus atau nama bekennya Engkong Firdi, beliau adalah kakeknya temen sekelas gue, si Emen. Kita ngumpul di terminal 2F lajur 3 Bandara Soekarno-Hatta jam setengah 5 pagi. Bayangkan sob, gue harus bangun dari jam 3 karena gue berangkatnya jam setengah 4! Duh, untungnya sempet mandi dan sarapan, kalo gak tampang gue udah kaya zombie -_-

Di bandara gue pikir gue anak Kansas pertama yang dateng, gak lama kemudian Anis dateng. Pas lagi ngobrol-ngobrol, taunya ditepok sama seseorang. Ooh.. Rupanya si Rika. Jadi gue bukan yang pertama dateng?!?! Baiklah. Lalu Engkong Firdi dan anggota kelompok yang lain. Kita semua udah ngumpulin koper dan siap-siap ke boarding lounge, tapi si Munip ini gak dateng-dateng. Mendekati menit-menit terakhir, si Mae (dia ketua kelompok, gue wakilnya) mulai panik nyariin tuh bocah. Gak lama Munip dateng beserta rombongannya, literally rombongan. Anggota keluarganya yang nganterin ke bandara banyak banget, kaya mau naik haji. Dia sih beralasan kesiangan bangunnya.

Setelah melewati beberapa pengecekan yang Alhamdulillah cukup cepat, kita masuk ke boarding lounge. Btw, koper gue beratnya 6 kg. Lumayan juga kalo diangkat-angkat naik tangga -_- Kita sholat subuh di musholla nya boarding lounge, dan akhirnya sekitar jam 6 lewat, ada pengumuman yang mempersilakan kita masuk ke pesawatnya. Gue dapet front row, 12C, bareng sama Auliya (X.4) dan Alya (X.3). Ternyata diurutkan berdasarkan abjad. Ya sudah, gue baca-baca doa tuh sebelum take off dan coba memejamkan mata. Akhirnya pesawat pun take off.

Di pesawat gue ngapain? Pertama, karena itu terbang perdana, gue memperhatikan sekeliling. Apa aja gue liatin, lorong pesawat, interior pesawatnya, sampe brosur-brosur prosedur keselamatan di kantong kursi. Norak emang. Gue liat si Auliya ngeluarin headset dari kantong kursi depannya dan nyolokin kabelnya ke bangkunya, lalu dia mulai memencet tombol di layar tv kursi depannya. Gue penasaran, setelah liat si Alya ikut-ikutan, gue baru tau ternyata kita bisa dengerin musik bahkan nonton. Gue pun ikutan. Iya norak iya. Karena gak ada album Maroon 5 (Ndeso emang), gue pun dengerin albumnya The Script yang Science and Faith.

Gak lama kemudian, ada pramugari yang nawarin sarapan. Pilihannya antara omelette dan nasi goreng. Karena gue orang Indonesia sejati, yang kalo gak ketemu nasi gak keyang, maka gue pilih nasi goreng FTW! Dan minumnya jus apple. Jangan ngebayangin nasi goreng dengan porsi dan rasa ala abang-abang dog-dog yang lewat tengah malem. Ini porsinya dikit dan (maaf) hambar. Untungnya disediain saos sambel. Gue pun melahap habis nasi goreng beserta roti yang ada disitu. Lumayan ngenyangin. Gak lama kemudian ada pengumuman dari kokpit yang mengumumkan bahwa kita akan segera landing di Changi International Airport Singapore. Daebak! Cuma perlu sekitar 1 jam untuk pergi ke negara yang luasnya kurang dari Jakarta ini.
Gue di Changi International Airport

Gue dan rombongan Smanitra sampai di Singapura dengan selamat sentausa. Setelah melewati pengecekan barang bawaan dan imigrasi  yang ketat, kita naik bus menuju Merlion. Itu loh patung singa berbadan ikan yang ngeluarin air. Gue agak kesulitan dengan sinyal di Singapura, untungnya sih nemuin juga, walaupun harus kena roaming. Gak perlu waktu lama untuk nyampe ke Merlion, kalo gue perhatiin, mungkin cuma butuh 20 menitan gitu deh. Nyampe disana sudah tentu kita berfoto-foto ria. Oh ya, disekitar Merlion ada tukang jualan es potong Singapura, harganya $1. Enak deh, gue nyobain yang rasa kopinya :D Ini nih beberapa foto gue:
Pertama nyampe nih

Pose yang paling banyak dilakukan di Merlion. Mau turis darimana pun, gak afdol kalo gak kaya gini.
(Ki-Ka: Daul, Anis, Nashya, Kharisma, Sapir, Mae, Clara, Gue, Engkong Firdi, Rika, Munip)

Abis itu kita makan siang di sebuah daerah, yang entah apa namanya gue gatau. Tau gak apa makanannya? Nasi padang! Gubrak banget kan? Kita juga ganti baju jadi batik sekolah karena akan ke NTU (Nanyang Technologic University) dan sholat. Pas abis ambil wudhu, gue dikasih tau sama salah seorang guru pembimbing kalo belum waktunya sholat dzuhur. Loh? Padahal udah jam 1. Temen gue juga udah ada yg keburu sholat. Btw, disini Munip telat lagi. Gatau dia kabur kemana, pas bus udah mau jalan dia baru menampakkan batang hidungnya. Rupanya dia foto-foto di sekitar rumah makan padangnya. Geblek.

Perjalanannya ke NTU sekitar 1 jam dan gue tidur. Disana ada presentasi tentang kuliahannya gitu. Pembicaranya adalah seorang cewek melayu yang sedang hamil yang menjelaskan presentasi dengan logat SingLish dan sangat amat cepat. Pas sesi tanya jawab, dia akhirnya membuktikan bahwa dia bisa Bahasa Melayu. Doh, mbak!!! -_- Kita juga ketemu sama alumni Smanitra yang melanjutkan pendidikannya di NTU. Ada 2 orang, dua-duanya cowok. Yang satu agak kurus dan tinggi. Namanya Kak Risan. Fotonya terpampang di lobby sekolah karena berhasil menyabet medali di olimpiade komputer internasional. Gak kaget dia keterima di NTU. Yang kedua agak gemuk, gue gak tau namanya. (Maaf kak -_-v)

Setelah beres di NTU, sekarang waktunya belanja! Nah ini yang gue tunggu-tunggu. Kita belanjanya di Mustafa Road. Kenapa gak ke Orchard Road? Karena gak sempet mungkin ya? Lagipula ini study tournya pelajar, kok ke tempat perbelanjaan mewah gitu? -_- Akhirnya kita cuma ngelewatin Orchard Road doang. Gak beda jauh sama di Bandung sebetulnya. Sampai di Mustafa Road udah agak sore, kita memutuskan untuk sholat ashar yang digabung dengan sholat dzuhur yang gagal tadi. Pas udah selesai sholat, dan mau make sepatu, gue baru denger adzan sholat ashar. Ini gimana sih waktu sholatnya??? Padahal udah jam setengah 5 sore waktu Singapura -_-

Gue, Mae, dan Munip memutuskan untuk masuk Mustafa Center dan mencari apa aja yang bisa dijadikan oleh-oleh. Mustafa Center itu mirip supermarket, bedanya, dia tidak menjual sayur dan kebutuhan lainnya, tapi, alat elektronik sampe jepitan. Disini Mae beli headphone Philips seharga $6 yang menurut gue cukup murah. Kita keluar dan gue memisahkan dari rombongan. Gue pengen beli tempelan kulkas karet titipan tante gue. Harganya $10 untuk 5 buah. Karena kebanyakan tempelan kulkasnya, gue mencampurnya dengan gantungan kunci. Jadi 3 tempelan kulkas, 2 gantungan kunci unyuw.

Gue balik ke bus karena mulai gerimis. Berbekal jas hujan tas, gue payungan lari-lari dan nyebrang zebra cross (Di negara orang harus patuh dengan aturan setempat. Apalagi Singapura terkenal dengan julukan Fine City atau Negara Denda. Bisa-bisa uang sangu gue abis buat bayar dengda doang) di Mustafa Road Malu-maluin emang. Ternyata pas sampe bus, belum ada yang balik dan busnya masih dikunci. Gue balik lagi buat nyari kaos untuk ade gue, dan melihat rombongan grup 1 balik ke bus, yaudah gue ikutan balik. Kita neduh dulu karena makin deras hujannya. Akhirnya bus dibukan dan kita masuk ke bus dengan basah-basahan.

Menjelang bus mau berangkat, gue memutuskan untuk turun lagi dari busnya buat beli kaos untuk ade gue. Gue berpikir gak ada waktu lagi buat beli souvenir gitu. Gue nyari toko terdekat dari bus. Gue turun bareng Sapir, yang katanya mau beli kaos buat adenya juga. Harga kaos yang bahan dan desainnya bagus $12 dan otak gue langsung dengan otomatis merupiahkan harganya. "Buset! 96ribu buat kaos ginian doang!", batin gue. Gue pun memasang tampang semelas orang kebelet boker untuk memohon kepada si penjual buat nurunin harganya. Dia nawar $11, tapi gue pengen $10. Menurut gue $11 masih cukup mahal. Gue baru aja akan menggunakan taktik 'gue gak jadi beli loh, kalo gak diturunin harganya' saat penjualnya akhirnya luluh di harga $10. Mungkin karena denger kalo itu buat ade gue atau gak tahan rengekan dengan nada orang pengen nangis karena nahan boker. Sapir gak beli apa-apa karena bingung milihnya. Berita gue menawar kaos dari harga $12 ke $10 langsung disebar luaskan ke seluruh bus oleh Sapir yang merasa akan banyak untungnya kalo belanja sama gue. Dasar....

Dari situ kita menuju Sentosa Island untuk nonton Songs of the Sea. Sebuah pertunjukan drama musikal di pinggir pantai dengan menggunakan teknologi canggih. Jadi ada proyektor yang memproyeksikan gambarnya ke layar yang terbuat dari semprotan air berkekuatan tinggi, terus ada laser-lasern serta air mancur juga. Settingnya kaya rumah-rumah nelayan gitu. Oh ya, kita kesana naik monorail. Gue baru pertama kali naik monorail dan memutuskan untuk berdiri aja. Gue pikir bakal memakan waktu lama, ternyata gak sampe 15 menit kita udah sampe di lokasi Songs of the Sea. Sebelum masuk kita dibagiin makan dari panitia rombongan dan jas hujan dari staff Songs of the Sea. Gue pikir awalnya karena masih agak gerimis, taunya di pertunjukannya itu bakal ada semprot-semprotan air.

2013!

Widih, udah lama juga gak posting -_- maklum nih, sibuk sekali. SEKALI. Sekarang udah 2013, bukan Januari lagi malahan, tapi Maret. Udah banyak yang berubah. Gue udah gak pake seragam putih-biru lagi. Udah pake seragam putih abu-abu. Ciaaat XD

Alhamdulillah, gak kerasa 1 tahun udah lewat dari masa yang dinamakan masa 'ribet tapi menyenangkan sebelum UN'. Udah terlepas dari segala macam ujian praktek, ujian tulis, UAS, try out, UN, PSB online, dll. Alhamdulillah, resolusi gue di postingan ini tercapai. Gue dengan ini menyatakan lulus dari SMPN 9 Tangerang dengan NEM yang sangat amat memuaskan dan diterima di SMAN 1 Tangerang. Alhamdulillah! Itu cukup bisa membuat orang tua gue bangga! :"") Mama dan papa juga udah balik dari tanah suci dengan keadaan sehat wal'afiat. Dan sekarang bergelar Haji dan Hajjah yang Insya Allah mabrur. 

Ada banyak yang berubah selain warna seragamnya. Lebih banyak tantangannya di SMA. Selain MOS nya yang melelahkan, gue harus mulai beradaptasi dari awal lagi. Alhamdulillah, dapet teman sekelas yang lumayan asik (walaupun kadang gue masih kangen Eightsigh7ed, itu kelas TOP banget dah!!!). Oh ya, kelas gue itu kelas X.1 atau biasa dipanggil Kansas a.k.a Kandang Satu Satu. Berada di lantai 3 yang paling pojok, yang ketua kelasnya tijel banget itu, yang (katanya sih) mirip Ariel Noah tapi dalam bentuk lebih semok dan menghasilkan susu rasa wortel (please, jangan tanya kenapa -_-). Kelasnya terdiri dari 34 murid, dengan seorang wali kelas yang sangat cantik yaitu Bu Erida Gustapera, yang notabene adalah guru Bahasa Indonesia.
Kansas bersama Bu Erida
Trade Mark Kansas nih. Tangannya ngebentuk huruf 'K'. Ini foto sama Bu Widya (Guru PKL kimia)
Bersama anak Eightsigh7ed yang 'merantau' ke Smanitra (Ki-Ka: Rika, Gue, Arie, Rifka)
Keadaan kelas nih (Sebelum kelasnya direnovasi, sekarang kelasnya lebih rapi)

Di SMA, pelajarannya lebih sulit dan lebih melelahkan. Gak fisik, gak batin, cape semua -_- Gak terhitung deh berapa banyak pelajaran yang kena remed. Alhamdulillah sih di rapor semester 1 gak ada yang di bawah KKM (standar nilai, yaitu 75. Sama kaya SMP, tapi ini lebih sulit digapai. Cailaah). Pelajaran yang sering diremed tentu aja bagi gue, mata pelajar eksak. Matematika nya.... Duh jangan ditanya deh, kalo kata Dhanti (temen sekelas gue) "Aku LELAH!!!!!". Gue gak pernah gak remed mtk. Gatau siapa yang salah, yang jelas soalnya itu susah bangetttttttt -_- Selain itu, mata pelajaran lain yang sering remed adalah kimia. Yang ini jangan dibahas, bisa-bisa postingannya penuh sama makian doang. !@#$%^&* *sensor* Tapi semenjak, semester 2, gue mencoba memperbaiki nilai kimia gue yang acak2an ini. Dan Alhamdulillah, berangsur-angsur mulai membaik.