YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 26 September 2013

Pemikiran Sehabis Mandi: MOS, Senioritas dan Bullying

Wassup guys??? I'm back! Kali ini gue akan membahas kejamnya yang namanya senioritas di lingkungan sekolah. Sebelum ke inti cerita, gue akan kasih tau dulu definisi senioritas. Senioritas adalah keadaan dimana kakak kelas atau siapa pun yang umurnya di atas lo, akan merasa selalu benar. Dan dimana-mana berlaku '1. Senior selalu benar; 2. Jika senior salah, kembali ke no. 1". Basi banget gak sih?

Pasti lo pernah ngerasain yang namanya MOS entah itu SMP, SMA, atau malah kuliah. Dan buat kalian yang kelewat aktif, kalian malah jadi pantia MOS. Tapi sebenernya apa sih tujuan dari MOS? Ada gak efeknya ke para junior? Dan apa motif di belakang "biar si junior tau peraturan disini"? Semurni itukah? Yakin nih gak ada motif balas dendam? Well, if you say yes, f**k you, it's just a BULLSHIT! Yah, mungkin ada 1 dari sekian banyak orang yang murni dengan motif mendidik si adik, tapi apakah benar setulus itu? Toh, dia bukan siapa-siapa kita. Kenal juga enggak. Apa sebaik itu? Sama adik kandung sendiri aja belum tentu akur.

I don't get what the point of MOS. Arti dari MOS itu sendiri adalah Masa Orientasi Siswa, masa dimana siswa baru SEHARUSNYA diperkenalkan ke lingkungan sekolah barunya. Masa dimana siswa belajar mempelajari tata peraturan baru yang berlaku. BUKAN masa dimana disuruh bawa barang-barang ajaib yang gak masuk akal. FOR WHAT?!

Contoh kecilnya aja, barang-barang ini wajib ada di  MOS bahkan dari jaman orang tua kita! Rambut dikuncir sesuai nomor sekolah. Misal SMA 13, ya dikuncir 13. Yang kasian kalo SMA 112, nah loh? Gimana ceritanya? Belum lagi kaos kaki bola beda warna kanan kiri. Terus tas dari karung goni. Topi kerucut, balon dan name tag dengan bentuk yang aneh. Ini semua tuh buat apa? Sirkus? Apa manfaatnya?! Gue pengen nanya deh buat yang pernah jadi pantitia MOS yang baca post ini, tolong kalian beri satu alasan kenapa barang bawaan MOS itu gak jelas dan gak masuk akal? Dan apa manfaat dari barang-barang itu? Apakah barang-barang itu sejenis barang dari kantong ajaib Doraemon yang bisa dipergunakan sesuka hati? Feel free to leave your comment!

Hal lain yang gue gak ngerti adalah, kita diizinkan bawa makanan, tapi menu makanannya dari panitia. Terus apakah kita bisa makan dengan bebasnya? DEFINITELY NO! Harus pake table manner. Sendok nyamperin mulut, gak boleh ngecap, gak boleh bersisa, gak boleh bunyi sendok dan garpu bersentuhan, dan tangan gak boleh di meja. Ini sih masuk akal ya. Selanjutnya yang gak masuk akal, makannya dibatesin waktu. Berapa menit? 3 menit? Makan apa sih 3 menit? Menurut info yang pernah gue baca dari mbah Google, sekali suap itu minimal 32x kunyahan. 32x kunyahan itu sekitar 20-25 detik tergantung orangnya. 3 menit = 180 detik. Dengan kunyahan 20 detik, kita cuma bisa makan 9 suap. 1 piring itu bisa menampung 15 suap. Apa yang kita lakukan kalo gak habis? Dihukum pastinya! Logikanya gini deh, lo makan diburu-buru, pas gak habis dimarahin dan disuruh abisin. Siapa sih yang bisa nikmatin makanan dalam waktu 3 menit tanpa enek? Jika 3 menit dirasa kelamaan, si senior pasti akan menurunkan waktunya jadi 1 menit. Ini gimana caranya ngabisin nasi dengan durasi yang hampir sama kaya orang kentut?? Fungsi makan cepet-cepet ini apa sih? Makan itu untuk dinikmati, walaupun akhirnya jadi tai juga. Apa gak kasian sama organ pencernaan kita yang dipaksa untuk bekerja lebih keras dan lebih cepat dari biasanya? Efeknya tentu saja sakit perut dan boker-boker yang tak ada hentinya.

Selain itu, menu dari makanannya juga aneh. Selain disarukan dengan kata-kata yang janggal kaya 'sayur ketek' (sayur asem), dsb. Kebanyakan menu MOS ini gak tahan lama, alias cepet basi. Tujuan mereka mungkin baik menyuruh kita bawa lauk, sayur dan buah biar gak seret, tapi mereka gak tau masa expired makanan tersebut. Sering banget kita disuruh bawa sayur bayam, tapi apakah kalian tau kalo bayam gak tahan sampe 6 jam? Terus apakah ini jadi alasan supaya kita gak memakannya? Enggak, mau gak mau, enak gak enak, harus dihabisin! Padahal menurut info yang gue kutip dari situs ikiopo.com, diantara kandungan gizi bayam ada fe2+ yang bisa berubah jadi racun kalo teroksidasi dengan fe3+. Bayam gak bisa dimasak lebih dari 6 jam karena senyawa nitrat di dalam bayam dapat berubah jadi racun bagi tubuh dan mengakibatkan sel darah di tubuh kita gak bisa mengikat oksigen. Ini menyebabkan sel tubuh kita kekurangan oksigen. Serem kan? Kalo kita keracunan, apakah mereka mau tanggung jawab? Pfft.. Fuck no! Yang ngeluarin biaya rumah sakit ujung-ujungnya orang tua. Seharusnya kaya gini bisa dituntut nih panitianya. Panitianya harus patungan bayar rumah sakitnya tuh. Belum lagi buah-buahan yang keburu layu dan lembek. Iyuwhhh.... 

Belum lagi ditambah omelan, caci maki, dan kata-kata kasar dari kakak kelas. Ada aja yang jadi bahan makian. Kaya semua hal yang kita lakuin tuh salah. Kalo kata Raisa sih Serba Salah. Padahal ini nih yang justru bakal membekas dan ngerusak psikis adik kelasnya. Om gue, pas jaman MOS nya pernah dibully dengan kata-kata yang sangat nyelekit, hasilnya? Dia mogok sekolah! Sampe akhirnya ibunya (nenek gue) dateng ke sekolah dan menuntut panitia MOS. Mereka pun dateng dan minta maaf ke rumah om gue. 

Contoh lainnya, waktu gue MOS SMA, temen gue ada yang pernah izin minta maaf karena dia gak bawa makan siang. Alasannya cukup simpel, yaitu gak ada yang bantuin nyiapin perbekalannya karena ibunya sudah meninggal. Gue sendiri memaklumi anak ini. Kita disuruh nyampe di sekolah jam setengah 6 pagi, ditambah barang bawaan yang super ribet dan dibedain tiap harinya, plus makan siang. Jika si anak ini sibuk dengan barang bawaan yang super ribet, dan gak sempet masak, wajar kan? Lalu apa respon si kakak kelas? Begini kira-kira percakapannya:
Junior: "Kak, izin, maaf kak tapi saya gak bawa makan siang."
Senior: "Kenapa kamu gak bawa, hah?!" *teriak gak nyantai*
Junior: "Saya gak sempet masaknya, kak. Ibu saya udah meninggal jadi gak ada yang bantuin bikinin masakannya."
Senior: "Eh! Saya gak peduli ibu kamu udah meninggal atau apa, kalo udah ditugasin ya bawa! Catet tuh yang gak bawa makan!" *nyolot setengah mampus, dan gak nurunin nada suaranya*
Dan si junior duduk dengan lemas karena dikasih peringatan.

At that time, I was like "WHAAAAAAT?!?!!!". Ini orang udah kelas 3 SMA, tapi gak mikir kali ya gimana perasaan adik kelasnya? Okelah kalo emang cuma drama, biar juniornya takut. Tapi apa harus selebay itu? For this person, I just wanna say, "Fuck you, dude! I know you have complete parents, you're also rich. But is this make sense? You don't know how it feels to lost your mother. Well, someday you'll feel it!". Apakah mereka yang jadi panitia MOS pernah berpikir apa efek psikis dari hal yang kalian lakukan? I'M 100% SURE, YOU DON'T. Mereka hanya melampiaskan balas dendam dari angkatan-angkatan selanjutnya. Dan ini tidak akan berakhir jika tidak ada yang mengakhiri.

Itu mungkin belum seberapa. Di beberapa sekolah (Alhamdulillah, bukan di sekolah gue) malah menggunakan fisik. Mulai dari yang cukup ringan seperti push up, sit up, lari, dsb. Sampai ke hal-hal yang kasar, seperti nampar, nendang, mukul. Bahkan gak jarang ada kasus kematian. Lalu apa yang terjadi? Kalian mungkin sudah bisa menebak kelanjutannya, si senior tentu saja masuk penjara. Dan gue akan dengan sangat hati ketawa di depannya, di depan keluarganya, di depan teman-temannya. Apa dia gak berpikir, apa yang dia lakukan menghilangkan kesempatan sesorang untuk hidup? Tentu saja tidak! Dia hanya melakukan itu untuk kesenangan. Melihat orang kesakitan itu menyenangkan kan? Pas nyiksa si junior, dia ketawa-tawa. Pas si junior menghembuskan nyawa terakhir, dia cuma bisa diam dan saling menyalahkan dengan teman-temennya. Menyesal? Entahlah.

Inget bro, sist, karma does exist. Apa yang lo lakukan baik itu jahat atau pun baik, bakal ada ganjarannya. Jadi jika salah satu dari kalian punya anak, dan anak kalian mendapat MOS yang super duper nyiksa, jangan keluh. Jalani aja, toh kalian melakukan hal yang sama pada anak orang dulunya. Jangan jadi orang tua yang tukang ngadu, MOS nya berat dikit aja, datengin sekolahnya, complain, "Pak, MOS nya jangan ribet-ribet kenapa? Kasian anak sayanya. Lagian pasti kan ibunya juga ikut repo.". Lah situ gak mikir gimana ngerepotin anak dan ibu orang lain dulu?

Sebenernya dari hal-hal negatif di atas, kita bisa dapet postifnya juga sih walaupun sedikit. Kayak, bisa jadi motivasi gitu. Misal, kakak kelas lo masuk PTN lewat jalur undangan, lo jadi terpacu juga buat dapetin undangan. Itu doang sih yang bisa gue pikirin kalo ditanya efek positif senioritas.

Well, karena post ini sudah sangat panjang, gue akan menyudahinya. Good bye! XD

Sabtu, 14 September 2013

Pemikiran Sehabis Mandi: Pernikahan

Sudah lama ya gak ngepos? Hoho maaf... Waktu tersita banyak sekali. Sekarang gue udah kelas XI btw! Horeeee!!!! Dan gue masuk IPS setelah perjuangan dan pergulatan yang cukup panjang. Tapi dipostingan ini gue tidak akan membahas masalah penjurusan, atau pun kelas baru gue. Ada sesuatu yg lebih penting daripada itu. Yaitu............................................. Pernikahan.

Kenapa pernikahan? Jadi gue, seperti biasa, sedang slek sama bokap. Gue mandi terus wudhu buat nenangin diri. Dilanjutkan sholat setelah. Selama gue mandi ini, gue menarik suatu kesimpulan bahwa pernikahan adalah sesuatu yang mengerikan.

Kok gitu put? Ya, setelah gue amati, hidup berumah tangga itu nyiksa sebenernya. Lo berkomitmen. Lo gak bebas, lo terikat sama orang yang sama sampe akhir hidup lo. Lo harus berbagi, harus mencari uang buat kehidupan (dan tentu harus membaginya lagi), dan harus membesarkan anak. Bete gak sih? Lo terjebak dalam rutinitas yang sama, dan harus berlaku sesuai gender lo. Kalo perempuan ya masak, ngurus rumah, beberes. Kalo lo laki-laki, lo harus kerja, nyari duit buat ngidupin anak istri. Lo gak bisa ngabisin duit lo buat sekedar seneng2 buat diri sendiri. 

Nah yang paling susah tentu saja menyatukan 2 keluarga besar yang berbeda. 2 keluarga yang belum tentu punya visi misi yang sama. Yang nikah tuh bukan cuma lo doang. Keluarga besar lo mau gak mau harus menyambung tali silahturahmi baru. Menyambukan itu bukan sesuatu yang gampang coy! Padahal pandangan hidup keluarga lo sendiri aja belum tentu sama. Gak usah jauh-jauh, keluarga om lo, sama keluarga lo atau sama keluarga tante lo, pasti cara pandangnya beda2. Atau ruang lingkup lebih kecil lagi nih, pandangan ibu lo sama bapak lo, pasti ada bedanya!

Makanya, gue gak kaget ngeliat banyak orang jaman sekarang yang masih lajang walaupun umurnya udah tua. Karena mereka takut terikat. Takut gak bebas. Takut harus membagi duitnya satu sama lain. Belum lagi kalo misalnya penghasilannya gak seberapa, pasti disinisin mertua. Yah, gimana juga pasti orang tua mau yang terbaik bibit, bobot, bebet buat anaknya lah ya. Mereka yang masih melajang, masih mau ngerasain dunia sebelum dikekang sama yang namanya komitmen.

Jadi ya sebenernya gak salah juga kalo alasan sebuah perceraian adalah, udah gak ada kecocokan. Gimana gak cocok, waktu berubah, orang juga pasti berubah, cara berpikirnya pun berubah. Nah ini yg bikin gak ketemu ujungnya. Yang awalnya adem ayem bahagia, ketika bertemu ketidak cocokan, mereka bingung menyelesaikannya. Walaupun pada dasarnya gue tidak membenarkan juga orang-orang yang terlalu sering nikah dan bercerai. Tapi sesuatu yang sudah gak klop, gak bisa dipaksakan. Kecuali, kalo si pasangan satunya ikut merubah pola pikirnya. Atau mungkin selain alasan di atas, ada yang namanya rasa bosan. Gimana gak bosan yak, bangun tidur liat itu orang, mau tidur liat itu orang lagi. Dan ini dilakukan tiap hari selama 24 jam, sampai batas waktu yg tidak bisa ditentukan. Jenuh? Pasti ada.

Dengan adanya hal ini, mau gak mau, si anak jg harus mengerti kondisi ortunya. Kalo gak cocok, mau gimana lagi? Oke lah, mungkin si anak akan merasa kurang perhatian karena gak punya ortu yang lengkap seperti teman-temannya. Tapi apakah itu benar untuk dijadikan alasan buat ngebandel? Enggak! 

Sekarang gue tanya, emang punya ortu yang lengkap, tapi kerjaannya berantem terus, bakal ngejamin diperhatiin 24 jam? Emang punya ortu lengkap, tapi kerjaannya banting-banting piring dan ngeluarin semua kata-kata kebun binatang, bakal disayang terus? Atau yang paling ironis, emang punya ortu yang lengkap, hubungannya adem ayem aja, tapi sibuk sama kerjaan, bisa lo menjamin bahagia? Enggak kan? 

Gimana kalo mereka tiap hari teriak-teriakan di rumah, banting semua barang, bahkan ngerusak kuping tetangga juga, karena itu semua emang udah gak ada kecocokan diantara mereka, sampai hal-hal terkecil pun gak klop! Apa gak lebih baik pisah aja? Toh, lo juga gak dapet perhatian, ortu lu juga berantakan. Tambah sakit hati kan?

Mungkin awalnya bakal sedih atau sakit. Gimana enggak, kan kehilangan salah satu dari orang tua, tapi lama kelamaan pasti terbiasa. Lo kan gak selamanya berlarut-larut pada kesedihan yang sama. Time heals pain, dude! You gotta move on!

Oh ya, ada satu hal yang mengganjal juga, yaitu, kenapa temen2 gue, belum lulus SMA aja udah mikirin nikah? Bahkan mereka pernah bilang, "Eh, gue males sekolah nih. Pengennya cepet2 lulus terus nikah. Terus jalan-jalan sama suami gue keliling dunia. Gue nya gak perlu kerja gitu, yang ngebiayain suami gue". Ya kali hidup lo semulus itu. Bukan merendahkan atau apa, bermimpi atau berkhayal itu boleh. Tapi gak usah terlalu kejauhan. Pikirin aja dulu yang dalam jangka waktu dekat, kaya mau kuliah dimana, atau fakultas apa. Gak usah mikirin nikah dulu!

Gue aja gak pernah terlintas pemikiran untuk segera nikah. Mungkin faktor karena ibu gue juga. Beliau nikah umur 27. Tante gue, adiknya ibu, sampe umur 33 tahun pun belum menikah. Jadi gue gak pernah kepikiran untuk berumah tangga. 

Lagian gue masih punya banyak cita-cita yang belum terkabul disamping cuma menikah dan berada di dapur. Gue pengen lulus UN dan SNMPTN, lalu masuk dan lulus kuliah S1 di-insya Allah-UI. Jurusannya Fakultas Ilmu Komunikasi. Gue pengen kerja sebagai wartawan. Atau apa aja deh yang penting di stasiun TV atau redaksi majalah. Yang penting bisa ngeliput berita sambil keliling dunia. Terus selebihnya kalo diijinkan Allah SWT, gue pengen ambil S2 di luar negeri. Sekalian nyicipin hidup di negeri orang dan menjadi pemeluk agama minoritas di sana. Itu sebuah tantangan pastinya! Amin! Doakan aku ya! ;)

Nah, kalo ditanya, "Lo mau menikah gak put?", gue sebenernya bingung jawabnya. Di satu sisi, gue takut dan gak mau, sama seperti apa yang gue jelaskan di atas. Dan gue pun paling males yang namanya ngurus anak. Ngurus kucing aja gak telaten, gimana anak, yang notabene adalah titipan Allah SWT? 

Tapi disisi lain gue mau dan harus. Maunya, karena pasti lo dapet pendamping, dapet temen buat ngobrol berbagi suka duka. Dan mendapat pengalaman-pengalaman baru lainnya. Tapi kalo lama kelamaan yang diobrolin atau yang dilakukan gak pernah nyambung atau malah membosankan? Apa gak basi juga? Itu sih ujung-ujungnya kembali ke bahasan gue yang di atas -_- 

Yang harus adalah, dalam agama gue, kita semua diwajibkan untuk menikah. Karena Allah sudah menciptakan mahlukNya secara berpasang-pasangan. Dengan kata lain, ada orang di luar sana yang akan menjadi pasangan gue (Mungkin pembaca postingan ini?). Kita juga diharuskan untuk melanjutkan keterununan. Kalo yang ini sih sebenernya 1 atau 5 orang sekali pun yang gak mau menikah juga gak masalah. Malah bisa menekan angka pertumbuhan penduduk. Hehehe..... Just kidding, but seriously!

Gue pun sudah menjelaskan semua ini ke ibu dan ayah. Ibu adalah orang yang open minded. Kata beliau terserah gue nya aja. Walaupun dia pasti menginginkan cucu dari putri pertamanya suatu saat nanti. Tapi kalo pun akhirnya gue memilih untuk tidak menikah, ibu cuma ngasih tau, kalo Allah itu mewajibkan kita untuk menikah. Dan sesuatu yang wajib itu bakal dosa kalo dilarang. Sedangkan ayah... Ayah agak susah nih. Beliau masih agak kolot. Tapi beliau cukup menerima perbedaan. Pas tau gue takut, beliau nanya alasannya kenapa, lalu beliau ngasih solusinya. Beliau sangat tidak menginginkan gue untuk sampe tidak menikah. Beliau pengen ngeliat gue dipelaminan, katanya sih biar sekalian dipamerin ke temen-temen kantornya. 

Well... Berbuhung postingannya udah panjang banget. Gue udahan dulu dah. Byeeeee!!!!

Note : Btw, gue tidak mengalami kejadian seperti yang di atas. Maaf banget jika gak sesuai atau malah menyinggung perasaan orang-orang yang mengalami hal-hal gak enak tersebut. Alhamdulillah, walaupun keluarga gue juga sebenernya gak mulus-mulus amat, dan banyak kerikilnya bahkan kadang ada batu segede batu kali, tapi dalam jumlah yang wajar/. Untungnya masih baik2 aja, gak sampai pisah. Cuma gue lagi kepikiran aja, gimana kalo itu terjadi sama gue? Semoga aja enggak. Semoga aja cuma maut yang memisahkan ibu sama ayah. Tsaaah... Gue juga lagi mikirin perasaan temen-temen gue diluar sana yang kebetulan keharmonisan keluarganya gak seberuntung gue. Jadi mohon maaf yang sebesar-besarnya jika gue salah dan gak sesuai sama kalian. m(_ _)m <--- emot maaf ceritanya *fail* -_-

Selasa, 19 Maret 2013

Singapura & Malaysia: Day 2 (26 Feb - 1 Mar '13)

Besok paginya, setelah gagal dibangunin oleh bunyi alarm hapenya Clara, gue terbangun karena matahari yang mulai terik. Gue sengaja buka gordain lebar-lebar supaya Clara bangun juga. Pas gue keluar buka pintu kamar, guru-guru pembimbing sudah rapi dan sedang heboh masukin kopernya ke lift. "Ayo nak bangun, kita ngumpul jam 8!". Lah, katanya semalem di bus sebelum turun ke hotel, besoknya ngumpul jam 9? Gue liat jam hape, jam 7 lewat, hampir setengah 8. Gue teriak ke Clara suruh buruan bangun. Gue ambil baju yang udah gue siapin malamnya dan langsung mandi, disusul Clara setelah gue beres berpakaian. Temen-temen grup gue pada masuk ke kamar berniat ngebangunin. Mereka udah rapi sambil bawa koper. Sementara gue masih ngecek sana-sini takut ada barang yang ketinggalan. Untungnya semalem cuma ngeluarin sedikit barang dan langsung packing lagi. Gak ribet deh. Kenapa kita heboh dengan koper kita? Karena kita akan check out dan langsung pindah negara ke Malaysia.
Masih sempet foto-foto sebelum check out. Rika emang nyadar kamera -_-

Clara keluar dari kamar mandi dengan muka agak kaget dan bingung karena kamar udah rame banget. Dia segera beresin kopernya dan ngecek barang-barangnya lagi. Kita segera turun dan gabung dengan yang lain. Dan baru kita ketahui kalo, pertama, masih ada yang lebih telat dari kita. Kedua, busnya telat karena ada peraturan yang melarang bus parkir di sekitar situ. Sialan, udah mandi buru-buru kaya apaan tau. Taunya ngaret. Kita sarapan di bus, lagi-lagi menu nasi padang. Kita cabut menuju Sentosa Island lagi untuk main di Universal Studio. Oh ya USS ini bukanya jam 10, sedangkan kita berangkat dari hotel jam 9 lewat. Pas nyampe sana gak butuh waktu lama untuk nunggu USS nya dibuka, soalnya sambil nunggu, kita foto-foto di depan bola dunianya dulu.
Cause this is my world! Muahahaha!!!
Di depan gerbang USS
Wahana pertama yang menarik perhatian tentu saja roller coaster yang jalur berwarna merah-biru di bagian Sci-Fi. Gue gak tau apa bedanya sampe gue mencobanya sendiri. Gokil bro!!! Harus coba! Sebelum naik, kita harus nitipin semua barang elektronik (termasuk jam tangan) dan bawaan kita ke loker. Gratis kok. Tapi emang geblek, karena gak baca tata caranya dulu saking excited nya, si rika malah bayar 10 sen. Untung cuma segitu.

Habis itu kita langsung mencicipi roller coaster ini. Yang jalur merah, seperti roller coaster biasa, kita duduk di satu kereta yang terdiri dari beberapa 8 row, 1 row berisi 4 orang. Kita duduk di kereta dengan rel nya berada di bawah kita. Gue duduk dengan Daul, Mae, dan Rika. Sumpah itu seru banget! Gokilllll!!! Gue gak berhenti teriak sekenceng-kencengnya. Oh ya, ada kamera tersembunyi, semacam CCTV yang memoto eksperesi kita. Hasilnya bisa dibeli dengan harga $20.

Puas dengan yang merah, giliran nyoba yang biru. Nah yang biru beda lagi. Masih berbentuk kereta yang terdiri dari 8 row, 1 row nya untuk 4 orang. Bedanya, kita tidak menduduki kereta, melainkan dudukan kita dalam bentuk digantung. Jadi rel nya ada di atas kepala kita. Gue duduk sama Daul, Mae, dan Rika, cuma diganti urutannya doang. Wahana ini lebih gila lagi. Karena dalam posisi digantung, kebayang kan dibolak balik kaya apa? Diputer sana-sini. Karena gue duduk di antra Mae dan Daul, gue bisa melihat ekspresi mereka. Mae teriak menggila, tapi yang disebut cuma 1 nama, yaitu 'Arief'. Gue gak tau siapa dia. Sedangkan Daul memejamkan matanya dan gue rasa satu kali putaran dia bisa khatam Asmaul Husna. Dari awal sampe akhir, Daul gak ngebuka matanya sama sekali. Di wahana ini juga ada kamera tersembunyi yang diam-diam memoto ekspresi ketakutan kita. Hasil gambar gue disini kacau sekali.

Roller coaster merah-biru
Abis dari situ, kita ambil tas dan buka peta USS. Karena paling deket dari Sci-Fi adalah Egypt, kita nyobain wahana disitu. Ada 1 yang namanya keren, Revenge of the Mummy, jadi kita mencobanya. Kita masuk ke dalam piramid yang dalamnya gelap, jalan disebuah jalur yang udah disedian yang dibatasi oleh tambang. Suasana di dalemnya dingin dan sengaja dibuat berdebu supaya kerasa piramid beneran kali ya? Jalannya cukup jauh. Akhirnya nyampe juga. Sebuah kereta lagi. Kali ini ukurannya lebih kecil, cuma 4 row dengan 1 row nya untuk 4 orang. Gue duduk bareng Mae, Daul, Rika lagi. Sialnya ini roller coaster indoor. Gak separah yang roller coaster merah biru sih, tapi karena gelap dan sengaja dibuat horor, ya jadi agak gimana gitu. Roller coaster ini ada efek api, backwards, dan efek nabrak-nabrak. Cukup seru sih. Ada kamera tersembunyi nya juga. Dan entah kenapa hasilnya pasti gue selalu jelek. Btw, ayah gue nyobain roller coaster ini pas ke Singapura sebelum gue.
Pintu masuk ke Revenge of the Mummy
Foto sama cosplayer di bagian itu
Gue punya body guard!!!

Dari situ, kita jalan ke bagian yang lebih deket lagi yaitu The Lost World atau Jurassic Park. Kali ini wahana nya basah-basahan. Semacam arung jeram dan niagara-gara di Dufan, tapi digabungin. Awalnya arung jeram biasa, lalu kita dibawa naik dengan semacam pompa hidrolik gitu, lalu diperosotin kaya niagara-gara. Gue, Rika dan Clara gak perlu beli jas hujan dengan cap USS di punggungnya seharga $3 lagi. Kita make bekas di Songs of the Sea #JiwaGakMauRugi. Sementara Munip, Daul, dan Sapir beli di vending machine jas hujan. Jas hujan aja dijual di vending machine. Mae? Mae sih gaul, dia berani basah-basahan walaupun gak bawa baju ganti.

1 perahu berisi 9 orang. Kita hanya bertujuh, karena itulah sepasang turis (entah Korea atau Jepang) yang tampaknya lagi berbulan madu duduk sama anak SMA hebring kaya kita. Mereka tampak sangat terganggu walaupun ditutupin dengan ketawa-tawa. Pfftt. Dan yang paling memalukan lagi adalah karena gue sangat peka dengan kamera tersembunyi yang moto kita sesuka hatinya gak meduliin tampang, gue pun dengan noraknya mengira miniatur teropong yang digunakan sebagai dekorasi wahana tersebut adalah sebuah kamera tersembunyi. Malu-maluin emang. And you know what, pas bagian kita diangkat itulah justru kamera tersembunyi beraksi. Tampang gue lagi-lagi sedang tidak beres. Saat itulah kita diperosotin dari ketinggian, yang sialnya bagian terbasah justru lengan gue. Temen-temen gue biasa aja, walaupun agak basah kena cipratan. Sialan!
Nih pintu masuk wahananya.
Di depan pintu gerbang filmnya Steven Spielberg
Selanjutnya kita ke bagian Far Far Away, ada kastilnya Shrek disitu. Gak ada wahana yang menantang karena bagian ini mungkin dikhususkan untuk anak kecil cewek yang suka fairy tale gitu kali ya? Disini gue ketemu badut Shrek dan Fiona, tapi mereka gak bisa diajak foto karena waktu tampilnya udah abis. Jadi disana, setiap 30 menit sekali akan ada entah badut atau cosplayer sesuai lokasi bagiannya masing-masing. Ya sudahlah ya...
Kastil Far Far Away
Lagi-lagi di depan pintu gerbangnya.
Taksi ala ibu peri :3

Kita melanjutkan perjalanan kita ke bagian Madagascar. Disini mainnya lebih nyantai. Duduk di perahu yang membawa kita ke dunia Madagascar. Semacam istana boneka. Ada kisah malu-maluin nih. Jadi kan kita lagi menikmati patung-patung tokoh Madagascar nya, tiba-tiba Clara teriak "Eh itu ujan itu! Ada air!", kita semua  langsung nengok ke arah yang Clara maksud. Bener aja, ada semacam tirai air gitu. Ada air terjun yang keluar dari langit-langin yang nutupin jalur kita. Karena panik takut basah lagi, kita semua buru-buru ngeluarin jas hujan yang bekas tadi di pake di Jurassic Park. Gue satu row sama Daul. Berhubung punya gue udah dilipat, dan jas hujan Daul yang seharga $3 itu masih acak-acakan, dia buru-buru narik dari dalam tasnya dan menjadikannya payung. Tiba-tiba Mae narik dari belakang. Oh, dia ikutan berlindung juga. Yang heboh justru row nya Clara sama Munip. Clara udah ngelipat jas hujannya, dia maksa Munip buat ngeluarin jas hujannya. Dan Munip malah teriak-teriak "Jangan! Jangan dipake! Jas hujan gue mahal!!! Arrrck!!!". Pas lagi heboh gitu, kita baru sadar gak ada air yang netes sedikit pun. Rupanya, (mungkin pake sensor) airnya yang bagian tengah berhenti sendiri pas perahu kita lewat. Jadi ibaratnya tirai, kaya tersingkap gitu loh. Sialan bikin kaget aja! Kita keluar dan baru tau kalo kita difoto pas bagian tarik-tarikan jas hujan. Mukanya pada panik semua. Dibanding foto-foto pengunjung sebelumnya, mereka keliatan nyantai aja. Memalukan! -_-
Naik perahu ginian lohh...
Patung karakter Madagascar di dalamnya.
I like to move it move it! :D
Selama di USS, berkelananya dengan mereka.
Dari situ kita balik ke pintu masuk lagi, bagian Hollywood. Timingnya tepat, soalnya pas lagi ada parade cosplayer. Ada Po dari Kung Fu Panda, Betty Boop, Oscar dari Sesame Street, Marilyn Monroe, Woody Woodpecker, Optimus Prime, dan semacam Monster gitu. Ini fotonya:
Bersama Po
Bersama Betty Boop
Bersama Oscar
Bersama Marilyn Monroe dengan gaya Chibi Chibi Ha Ha Ha
Bersama Woody Woodpecker dan pacarnya (?)
Bersama Optimus Prime dan Daul
Bersama Monster yang gue cegat sebelum waktu patroli nya  abis.

Singapura & Malaysia: Day 1 (26 Feb - 1 Mar '13)

Yatta! Yatta! Akhirnya gue naik pesawat! Ya, coba deh, 15 tahun hidup, baru sekalinya naik pesawat kemaren -_- Cukup.

Jadi, pas pertama masuk Smanitra, murid-muridnya langsung ditawari beberapa program ke luar negeri. Tawarannya dari yang mahal, sampe yang murah. Yang mahal itu ke Australia, 2 minggu, sekitar 25jt. Kita bakal belajar layaknya siswa Aussie dan tinggal bersama orang tua asuh. Sounds cool sih, tapi harganya itu boook, gak syanggup -_- terus ada program ke Jepang juga, kegiatannya sama kaya di Aussie, bedanya, di Jepang lebih kaya belajar kebudayaannya gitu (soalnya mulok sekolah gue itu Bahasa Jepang). Lama tinggalnya dan harganya juga sama. Ke Thailand juga ada, harganya kurang lebih 6jt, lamanya 5 hari doang. Sayangnya, tahun ini peminatnya gak begitu banyak. Yaudah, karena ayah lagi ada rejeki (dan lagi baik pula), beliau mengizinkan dan membayarkan gue untuk mengikuti pilihan program yang terakhir ini, yaitu ke Singapura dan Malaysia, 4 hari 3 malem, 5jt. Sejujurnya judulnya doang Campus Visit, isinya sih jalan-jalan, apalagi pas ke Singapura, kita ke Universal Studio. Mantep kan?

Dari kelas gue ada 10 orang yang ikut, gue, Clara, Kharisma, Nashya, Mae, Daul, Sapir, Rika, Anis dan satu-satunya cowok tapi paling nyusahin, si Munip. Kita itu masuk kelompok pertama, pembibingnya yaitu Pak Firdaus atau nama bekennya Engkong Firdi, beliau adalah kakeknya temen sekelas gue, si Emen. Kita ngumpul di terminal 2F lajur 3 Bandara Soekarno-Hatta jam setengah 5 pagi. Bayangkan sob, gue harus bangun dari jam 3 karena gue berangkatnya jam setengah 4! Duh, untungnya sempet mandi dan sarapan, kalo gak tampang gue udah kaya zombie -_-

Di bandara gue pikir gue anak Kansas pertama yang dateng, gak lama kemudian Anis dateng. Pas lagi ngobrol-ngobrol, taunya ditepok sama seseorang. Ooh.. Rupanya si Rika. Jadi gue bukan yang pertama dateng?!?! Baiklah. Lalu Engkong Firdi dan anggota kelompok yang lain. Kita semua udah ngumpulin koper dan siap-siap ke boarding lounge, tapi si Munip ini gak dateng-dateng. Mendekati menit-menit terakhir, si Mae (dia ketua kelompok, gue wakilnya) mulai panik nyariin tuh bocah. Gak lama Munip dateng beserta rombongannya, literally rombongan. Anggota keluarganya yang nganterin ke bandara banyak banget, kaya mau naik haji. Dia sih beralasan kesiangan bangunnya.

Setelah melewati beberapa pengecekan yang Alhamdulillah cukup cepat, kita masuk ke boarding lounge. Btw, koper gue beratnya 6 kg. Lumayan juga kalo diangkat-angkat naik tangga -_- Kita sholat subuh di musholla nya boarding lounge, dan akhirnya sekitar jam 6 lewat, ada pengumuman yang mempersilakan kita masuk ke pesawatnya. Gue dapet front row, 12C, bareng sama Auliya (X.4) dan Alya (X.3). Ternyata diurutkan berdasarkan abjad. Ya sudah, gue baca-baca doa tuh sebelum take off dan coba memejamkan mata. Akhirnya pesawat pun take off.

Di pesawat gue ngapain? Pertama, karena itu terbang perdana, gue memperhatikan sekeliling. Apa aja gue liatin, lorong pesawat, interior pesawatnya, sampe brosur-brosur prosedur keselamatan di kantong kursi. Norak emang. Gue liat si Auliya ngeluarin headset dari kantong kursi depannya dan nyolokin kabelnya ke bangkunya, lalu dia mulai memencet tombol di layar tv kursi depannya. Gue penasaran, setelah liat si Alya ikut-ikutan, gue baru tau ternyata kita bisa dengerin musik bahkan nonton. Gue pun ikutan. Iya norak iya. Karena gak ada album Maroon 5 (Ndeso emang), gue pun dengerin albumnya The Script yang Science and Faith.

Gak lama kemudian, ada pramugari yang nawarin sarapan. Pilihannya antara omelette dan nasi goreng. Karena gue orang Indonesia sejati, yang kalo gak ketemu nasi gak keyang, maka gue pilih nasi goreng FTW! Dan minumnya jus apple. Jangan ngebayangin nasi goreng dengan porsi dan rasa ala abang-abang dog-dog yang lewat tengah malem. Ini porsinya dikit dan (maaf) hambar. Untungnya disediain saos sambel. Gue pun melahap habis nasi goreng beserta roti yang ada disitu. Lumayan ngenyangin. Gak lama kemudian ada pengumuman dari kokpit yang mengumumkan bahwa kita akan segera landing di Changi International Airport Singapore. Daebak! Cuma perlu sekitar 1 jam untuk pergi ke negara yang luasnya kurang dari Jakarta ini.
Gue di Changi International Airport

Gue dan rombongan Smanitra sampai di Singapura dengan selamat sentausa. Setelah melewati pengecekan barang bawaan dan imigrasi  yang ketat, kita naik bus menuju Merlion. Itu loh patung singa berbadan ikan yang ngeluarin air. Gue agak kesulitan dengan sinyal di Singapura, untungnya sih nemuin juga, walaupun harus kena roaming. Gak perlu waktu lama untuk nyampe ke Merlion, kalo gue perhatiin, mungkin cuma butuh 20 menitan gitu deh. Nyampe disana sudah tentu kita berfoto-foto ria. Oh ya, disekitar Merlion ada tukang jualan es potong Singapura, harganya $1. Enak deh, gue nyobain yang rasa kopinya :D Ini nih beberapa foto gue:
Pertama nyampe nih

Pose yang paling banyak dilakukan di Merlion. Mau turis darimana pun, gak afdol kalo gak kaya gini.
(Ki-Ka: Daul, Anis, Nashya, Kharisma, Sapir, Mae, Clara, Gue, Engkong Firdi, Rika, Munip)

Abis itu kita makan siang di sebuah daerah, yang entah apa namanya gue gatau. Tau gak apa makanannya? Nasi padang! Gubrak banget kan? Kita juga ganti baju jadi batik sekolah karena akan ke NTU (Nanyang Technologic University) dan sholat. Pas abis ambil wudhu, gue dikasih tau sama salah seorang guru pembimbing kalo belum waktunya sholat dzuhur. Loh? Padahal udah jam 1. Temen gue juga udah ada yg keburu sholat. Btw, disini Munip telat lagi. Gatau dia kabur kemana, pas bus udah mau jalan dia baru menampakkan batang hidungnya. Rupanya dia foto-foto di sekitar rumah makan padangnya. Geblek.

Perjalanannya ke NTU sekitar 1 jam dan gue tidur. Disana ada presentasi tentang kuliahannya gitu. Pembicaranya adalah seorang cewek melayu yang sedang hamil yang menjelaskan presentasi dengan logat SingLish dan sangat amat cepat. Pas sesi tanya jawab, dia akhirnya membuktikan bahwa dia bisa Bahasa Melayu. Doh, mbak!!! -_- Kita juga ketemu sama alumni Smanitra yang melanjutkan pendidikannya di NTU. Ada 2 orang, dua-duanya cowok. Yang satu agak kurus dan tinggi. Namanya Kak Risan. Fotonya terpampang di lobby sekolah karena berhasil menyabet medali di olimpiade komputer internasional. Gak kaget dia keterima di NTU. Yang kedua agak gemuk, gue gak tau namanya. (Maaf kak -_-v)

Setelah beres di NTU, sekarang waktunya belanja! Nah ini yang gue tunggu-tunggu. Kita belanjanya di Mustafa Road. Kenapa gak ke Orchard Road? Karena gak sempet mungkin ya? Lagipula ini study tournya pelajar, kok ke tempat perbelanjaan mewah gitu? -_- Akhirnya kita cuma ngelewatin Orchard Road doang. Gak beda jauh sama di Bandung sebetulnya. Sampai di Mustafa Road udah agak sore, kita memutuskan untuk sholat ashar yang digabung dengan sholat dzuhur yang gagal tadi. Pas udah selesai sholat, dan mau make sepatu, gue baru denger adzan sholat ashar. Ini gimana sih waktu sholatnya??? Padahal udah jam setengah 5 sore waktu Singapura -_-

Gue, Mae, dan Munip memutuskan untuk masuk Mustafa Center dan mencari apa aja yang bisa dijadikan oleh-oleh. Mustafa Center itu mirip supermarket, bedanya, dia tidak menjual sayur dan kebutuhan lainnya, tapi, alat elektronik sampe jepitan. Disini Mae beli headphone Philips seharga $6 yang menurut gue cukup murah. Kita keluar dan gue memisahkan dari rombongan. Gue pengen beli tempelan kulkas karet titipan tante gue. Harganya $10 untuk 5 buah. Karena kebanyakan tempelan kulkasnya, gue mencampurnya dengan gantungan kunci. Jadi 3 tempelan kulkas, 2 gantungan kunci unyuw.

Gue balik ke bus karena mulai gerimis. Berbekal jas hujan tas, gue payungan lari-lari dan nyebrang zebra cross (Di negara orang harus patuh dengan aturan setempat. Apalagi Singapura terkenal dengan julukan Fine City atau Negara Denda. Bisa-bisa uang sangu gue abis buat bayar dengda doang) di Mustafa Road Malu-maluin emang. Ternyata pas sampe bus, belum ada yang balik dan busnya masih dikunci. Gue balik lagi buat nyari kaos untuk ade gue, dan melihat rombongan grup 1 balik ke bus, yaudah gue ikutan balik. Kita neduh dulu karena makin deras hujannya. Akhirnya bus dibukan dan kita masuk ke bus dengan basah-basahan.

Menjelang bus mau berangkat, gue memutuskan untuk turun lagi dari busnya buat beli kaos untuk ade gue. Gue berpikir gak ada waktu lagi buat beli souvenir gitu. Gue nyari toko terdekat dari bus. Gue turun bareng Sapir, yang katanya mau beli kaos buat adenya juga. Harga kaos yang bahan dan desainnya bagus $12 dan otak gue langsung dengan otomatis merupiahkan harganya. "Buset! 96ribu buat kaos ginian doang!", batin gue. Gue pun memasang tampang semelas orang kebelet boker untuk memohon kepada si penjual buat nurunin harganya. Dia nawar $11, tapi gue pengen $10. Menurut gue $11 masih cukup mahal. Gue baru aja akan menggunakan taktik 'gue gak jadi beli loh, kalo gak diturunin harganya' saat penjualnya akhirnya luluh di harga $10. Mungkin karena denger kalo itu buat ade gue atau gak tahan rengekan dengan nada orang pengen nangis karena nahan boker. Sapir gak beli apa-apa karena bingung milihnya. Berita gue menawar kaos dari harga $12 ke $10 langsung disebar luaskan ke seluruh bus oleh Sapir yang merasa akan banyak untungnya kalo belanja sama gue. Dasar....

Dari situ kita menuju Sentosa Island untuk nonton Songs of the Sea. Sebuah pertunjukan drama musikal di pinggir pantai dengan menggunakan teknologi canggih. Jadi ada proyektor yang memproyeksikan gambarnya ke layar yang terbuat dari semprotan air berkekuatan tinggi, terus ada laser-lasern serta air mancur juga. Settingnya kaya rumah-rumah nelayan gitu. Oh ya, kita kesana naik monorail. Gue baru pertama kali naik monorail dan memutuskan untuk berdiri aja. Gue pikir bakal memakan waktu lama, ternyata gak sampe 15 menit kita udah sampe di lokasi Songs of the Sea. Sebelum masuk kita dibagiin makan dari panitia rombongan dan jas hujan dari staff Songs of the Sea. Gue pikir awalnya karena masih agak gerimis, taunya di pertunjukannya itu bakal ada semprot-semprotan air.

2013!

Widih, udah lama juga gak posting -_- maklum nih, sibuk sekali. SEKALI. Sekarang udah 2013, bukan Januari lagi malahan, tapi Maret. Udah banyak yang berubah. Gue udah gak pake seragam putih-biru lagi. Udah pake seragam putih abu-abu. Ciaaat XD

Alhamdulillah, gak kerasa 1 tahun udah lewat dari masa yang dinamakan masa 'ribet tapi menyenangkan sebelum UN'. Udah terlepas dari segala macam ujian praktek, ujian tulis, UAS, try out, UN, PSB online, dll. Alhamdulillah, resolusi gue di postingan ini tercapai. Gue dengan ini menyatakan lulus dari SMPN 9 Tangerang dengan NEM yang sangat amat memuaskan dan diterima di SMAN 1 Tangerang. Alhamdulillah! Itu cukup bisa membuat orang tua gue bangga! :"") Mama dan papa juga udah balik dari tanah suci dengan keadaan sehat wal'afiat. Dan sekarang bergelar Haji dan Hajjah yang Insya Allah mabrur. 

Ada banyak yang berubah selain warna seragamnya. Lebih banyak tantangannya di SMA. Selain MOS nya yang melelahkan, gue harus mulai beradaptasi dari awal lagi. Alhamdulillah, dapet teman sekelas yang lumayan asik (walaupun kadang gue masih kangen Eightsigh7ed, itu kelas TOP banget dah!!!). Oh ya, kelas gue itu kelas X.1 atau biasa dipanggil Kansas a.k.a Kandang Satu Satu. Berada di lantai 3 yang paling pojok, yang ketua kelasnya tijel banget itu, yang (katanya sih) mirip Ariel Noah tapi dalam bentuk lebih semok dan menghasilkan susu rasa wortel (please, jangan tanya kenapa -_-). Kelasnya terdiri dari 34 murid, dengan seorang wali kelas yang sangat cantik yaitu Bu Erida Gustapera, yang notabene adalah guru Bahasa Indonesia.
Kansas bersama Bu Erida
Trade Mark Kansas nih. Tangannya ngebentuk huruf 'K'. Ini foto sama Bu Widya (Guru PKL kimia)
Bersama anak Eightsigh7ed yang 'merantau' ke Smanitra (Ki-Ka: Rika, Gue, Arie, Rifka)
Keadaan kelas nih (Sebelum kelasnya direnovasi, sekarang kelasnya lebih rapi)

Di SMA, pelajarannya lebih sulit dan lebih melelahkan. Gak fisik, gak batin, cape semua -_- Gak terhitung deh berapa banyak pelajaran yang kena remed. Alhamdulillah sih di rapor semester 1 gak ada yang di bawah KKM (standar nilai, yaitu 75. Sama kaya SMP, tapi ini lebih sulit digapai. Cailaah). Pelajaran yang sering diremed tentu aja bagi gue, mata pelajar eksak. Matematika nya.... Duh jangan ditanya deh, kalo kata Dhanti (temen sekelas gue) "Aku LELAH!!!!!". Gue gak pernah gak remed mtk. Gatau siapa yang salah, yang jelas soalnya itu susah bangetttttttt -_- Selain itu, mata pelajaran lain yang sering remed adalah kimia. Yang ini jangan dibahas, bisa-bisa postingannya penuh sama makian doang. !@#$%^&* *sensor* Tapi semenjak, semester 2, gue mencoba memperbaiki nilai kimia gue yang acak2an ini. Dan Alhamdulillah, berangsur-angsur mulai membaik.

Minggu, 20 Mei 2012

Dream Cast Catching Fire (My Version)

Yap, I know Catching Fire will be released in November 2013 but my mind keeps me thinking who will play in this movie.  This is because of , from all of the trilogy, Catching Fire is my favorite! I like the story (although, the beginning is kinda boring) but I like the Quarter Quell arena. Tick Tock! So here's my dream cast for Catching Fire:

1. Finnick Odair. The handsome male tribute from District 4.  He won the 65th Hunger Games by using trident and nets because his district is fishing. He is 24 years old. He is described as being extremely handsome, tall, muscular, athletic, tan skin, bronze hair, and sea green eyes. He seems arrogant, but actually he is trustworthy and valuable. For me, Armie Hammer will be a great Finnick Odair! His physical appearance, his charm, his age, all of these are completely similar with Finnick! Okay, I have to say, I have 'another Finnick' in my mind, they are Garret Hedlund and Chris Evans. But for me, Armie Hammer is the best one!

Armie Hammer
Garret Hedlund
Chris Evan

2. MagsThe female tribute from District 4, and Finnick's mentor during the 65th Hunger Games. She is 80 years old. She can make a fishhook well. Most of tributes choose Betty White as Mags and I have to say, I'm 100% agree with them! I can't find another Mags except her. She is perfect! 
Betty White
3. BeeteeThe male tribute from District 3. Also known as "Volts", he is extremely intelligent and a crafty inventor. He is around 50-60 years old. He is described as having ashen skin, black hair and small. I like Michael Emerson for Beetee. His face look like a geek and genius person, his age is completely same as Beetee. Michael Emerson as Beetee, please!
Michael Emerson
4. WiressThe female tribute from District 3. Also known as "Nuts", she is shy, intuitive and genius. A woman version of Beetee, I think. Her age is early 30s. Actually, I still can't found an artist who will play as Wiress. But, most of tributes say that Helena Bonham Carter will be perfect Wiress. Well, I quite agree with them. I saw her in Harry Potter Series when she played as Bellatrix Lestrange. It was amazing! She can plays as a freak, crazy, and genius person at the same time. Btw, I'm looking for it in tumblr about Wiress cast, and some of them say that Jane Adams will be a cool Wiress. I'm trying to find her in Google and I just wanna say, she will be a perfect Wiress too. But she seems too old for Wiress. So, I vote for Helena! 


Helena Bonham Carter
Jane Adams

5. Johanna Mason. The female tribute from District 7. She won an earlier Hunger Games by pretending she was a weakling until there were only a tributes left, then showing that she could kill viciously. She is young, around 19-21 years old. She is described as having wide-set brown eyes and spiky brown/black hair. For me, Kate Mara will be a great Johanna Mason! Her face (quite cruel), her age, her smile (she has a sly smile) and many more! I like her! She is a perfect Johanna! Actually, I have antoher Johanna in my mind, she is Emma Stone. But probably, other tributes will disagree with me. Their dream cast for Johanna are Mila Kunis and Naya Rivera. Okay, I appreciate it. I like them too. But yeah, I vote for Kate Mara as Johanna!



Kate Mara
Mila Kunis
Naya Rivera

Jumat, 30 Maret 2012

Postingan Disela-sela Tenggelam Dalam Ujian Praktek

Suuupppp....... Ayam -_- *oke gue jayus* 
What's up everybody? fine? gue enggak dong -_- gue lagi frustasi diantara tumpukan ujian praktek kelas 9 yang memabukkan. maaf juga selama ini gak pernah posting, yah karena kesibukan belajar dan mondar-mandir sana-sini. 


Yang akan gue ceritakan kali ini adalah suka duka selama ujian praktek. ujian praktek kali ini gak dijadwalin,  sesuai jam pelajaran aja. jadi sesudah try out dari dinas yang diselenggarakan pada tanggal 19-20 Maret, langsung disusul dengan ujian praktek. ujian praktek pertama yaitu TIK (teknologi dan komputer) disuruh buat presentasi yang terdiri dari 7 slide, tema bebas. gue akhirnya membahas tentang The Hunger Games. novel kesukaan gue. karena membahas yang gue suka, gue jadi gampang menghafal materinya. gue juga memasukan lagu ke presentasi itu. sayangnya, pas dipresentasiin lagunya gak keputer -_- kata gurunya sih cukup bagus, tapi kurang diringkas. oke, TIK lancar.


Lanjut masih hari yang sama langsung ujian praktek agama. praktek sholat tahajjud + doa tahajjud + Al-Bayyinnah dan arti + Al-Buruj + doa sehari2 dan arti. nah loh? kenyang kan tuh hafalan macem-macem? -_- itu baru dari aspek ibadah, sementara yang dinilai aspek ibadah, membaca, dan menulis. sementara gue belum membaca Al-Qur'an, membuat kaligrafi, dan doa sehari2 dan artinya. rencananya Sabtu besok itu ambil nilai membuat kaligrafi. wish me luck!


Hari Senin praktek bahasa Inggris. suruh nyeritain temanya tentang "Unforgettable Moment" dan gue mengangkat insiden sakitnya ayah gue pas bulan puasa. nah, disini gue dapet keberuntungan, gue duduk di lingkaran kamus2 berjalan. di belakang gue, ada Hana sama Daniel. kiri gue Deni. kalo ada vocab yang gak tau, tanya Daniel. kalo grammarnya gak tau, tanya Hana. lumayan lah. cukup gampang untuk menghafal hal yang sudah terjadi sama kita. jadi baru berapa menit bikin teks, gue langsung mulai hafal. karena gue pengen cepet2 maju, tapi gak pengen majunya dengan mengusulkan diri. akhirnya gue ngomong ke Daniel, Deni, Hana, "weh, gue udah hafal nih, tapi gue males maju kalo gak dipanggil" pas ditanya gurunya siapa yang mau maju, Daniel teriak "Mrs, Alput udah hafal katanya Mrs! Tapi gak mau maju kalo gak dipanggil", dia teriak2 disusul dengan teriakan Deni dan Hana. gue melotot ke mereka dan bilang "sumpah, rese lo semua!" gue maju dengan nyantai dan cengengesan. kalo yang lain ceritanya kebanyakan tentang hal yang memalukan, pas gue cerita langsung hening. langsung pada mendengarkan cerita sedih gue. yak, praktek bahasa Inggris lancar.


Hari Rabu nya praktek seni budaya. Ini yang paling seru, mungkin gue harus menceritakannya di postingan berikutnya.praktek seni budaya itu kita disuruh buat kelompok dan tampil. nah, kelas gue mengusulkan untuk buat drama musikal. gurunya setuju. yaudah buat naskah, temanya tentang anak baru yang dibully. Qowi jadi peran utamanya. gue, Agrippin, Livia bikin naskahnya. terus kita dubbing sampe jam 10, 2 hari di Villa Ilhami di studio musik Rynd. gue minta ibu gue beliin belacu buat latarnya. kita juga latihan dance yang diajarin Riqqah. fix. pas hari tampil, eh ada masalahnya (gue akan ceritakan dipostingan berikutnya plus foto). tapi endingnya dipuji bagus dan katanya dapet A semua. Alhamdulillah!


Tadi hari Jum'at praktek olahraga. prakteknya blep test. itu loh lari yang ditentuin pake waktu dan musik. setiap denger bunyi 'tuut' baru lari dan begitu seterusnya. gue cuma sampe level 3 balikan 1. paling kecil diantara yang lain. kenapa? karena paginya, sebelum berangkat, asma gue kambuh. udah hampir dilarang masuk sama ibu. tapi gue memaksakan diri. ya sudahlah, hasilnya gak maksimal.


Yak, mungkin itu aja cerita gue hari ini. kalo tentang drama musikal, gue akan menceritakannya di satu postingan khusus, tapi mungkin gak sekarang karena gue harus menyiapkan diri untuk buat kaligrafi. Bye ;)