Yak, lanjut dari postingan sebelumnya, kali ini adalah bagian kelompok gue mempresentasikan makalah yang udah dibuat dengan susah payah. pas presentasinya sih baik-baik aja, lancar banget. tapi pas sesi tanya jawab, ada sebuah kejadian yang malu-malu ini banget.
Jadi, ada seorang anak, kita sebut saja Alfine (bukan nama samaran), anak ini tinggi, putih, dan sipit, oke skip, dia bertanya "Mengapa saat pemilu pertama terdapat multipartai?" gue kaget, gue shock, gue beol, eh engga! bukan apa2, itu pertanyaan dia, ada di bagian presentasi gue. gue lah yang menjelaskan tentang multipartai, tapi anehnya, gue gak tau jawabannya -_- gue kebingungan nyari jawabannya dan akhirnya gue diskusikan sama kelompok. gue pun berdiri dengan cool dan memberikan sebuah jawaban karangan. "Mungkin saat itu, banyak partai2 kecil yang bermunculan, yang menganggap partainya lebih baik daripada partai2 besar yang sudah populer di masyarakat. sehingga, mereka berpikir bahwa mereka bisa mendapat kursi di DPR. terima kasih" gue pun duduk lagi.
Bu Tiwi angkat suara: "Ya, jawabannya sudah benar. tapi ibu akan menambahkan. jadi, menurut maklumat X atau maklumat Wakil Presiden Moh Hatta, tanggal 3 November 1945 yang berisi anjuran tentang pembuatan partai politik. sehingga pada saat itu, tidak ada batas untuk membuat partai politik. kalian gimana sih penyaji makalahnya? ini ada di makalah kalian, juga."
Gue: "Oh, yang Maklumat X itu ya mang?"
Komang: "Iya, put"
Bu Tiwi: "Loh kok Maklumat X? Maklumat Sepuluh! Itu dibacanya sepuluh, bukan X. Haduh malu-maluin aja! Kalau kalian kelas reguler sih ibu maklumin, kalian kan kelas unggulan!"
Bu Tiwi ketawa mendengar kebodohan gue. Teman2 sekelas ketawa juga. gue juga ikutan ketawa. Komang yang duduk di sebelah gue juga ikut ketawa. kenapa? karena, saat Komang mempresentasikan bagiannya (bagian dia ada pembahasan Maklumat X) dia bacanya juga X, bukan sepuluh. jadi X yang dimaksud disinia adalah sepuluh dalam angka romawi.
Saat udah balik ke tempat duduk masing2, gue bilang ke Komang, "Gue pikir, Maklumat X itu semacam Maklumat rahasia, mang. kan masih awal kemerdekaan, jadi masih main rahasia2an, takut ketauan sekutu gitu". Komang pun menjawab, "Gue malah gak kepikiran kalo itu dibaca sepuluh, put -_-"
Gue merasa sangat bodoh saat itu -_-